Di atas altar-Nya,
Kau suguhkan doa paling mulia
Kepada yang menjadikanmu ada
Teruntuk yang buatmu mencinta
Darasan harapan kau nyanyikan,
Meminta restu untuk doa yang terucap
Sambil mencampur anggur dan air dalam bejana
Kau selip sebuah nama serta di dalamnya
Kau pecahkan santapan kurban
Mengenang kisah sengsara Sang Pencinta
Tak sengaja tangis pecah tanpa suara
Saat rapuh menyadarkan rasa
Perihal setia yang belum benar kau jalani
Altar itu menjadi saksi dalam diam,
Kau bergulat melawan ingin dan cita
Sadar akan kelemahan
Tentang rasa yang kau peluk dalam jubahmu
Rasa itu,
Rasa yang sempat membuatmu berpikir
apa kau tinggalkan Dia yang kau ikut mati-matian,
Atau engkau melupakan segala
apa yang sudah melekat dalam setiap sepimu
Kau bergulat.
Di depan altar itu,
Bersama Kurban yang kau peluk setiap waktu.
Mntap👍👍
BalasHapusTerima kasih...salom
Hapus