Penulis adalah penikmat sastra. Puisi-puisi ini juga pernah ditayangkan diblog pribadinya ruangkopidotblog.wordpress.com
#. Sesudahnya
Sesudahnya,
aku dan ibu saling berpelukan
sambil menukar senyum
ibu memberiku air mata
dan kuberikan ibu kenangan
Sesudahnya
aku dan ibu saling menangis
sambil tertawa
"kamu cantik dan dewasa, nak" ucap ibu
menyekah air mukaku
"terima kasih untuk doamu, ibu" kataku
sambil melihat bayangan masa kecilku di matanya.
#. Pada Waktu Senggang
Pada waktu senggang
wanita itu duduk sambil berjalan di dalam kepalanya
ada banyak kegelisahan di matanya
Pada waktu senggang
wanita itu berdiri sambil duduk menghadap tanah
dengan rindu di dalam kepalanya
ada tangisan di wajahnya
Pada waktu senggang
wanita itu tinggal seatap dengan hari
sebelum pagi pergi
ia meninggalkan siang di dalam pekatnya malam
Pada waktu senggang
wanita itu duduk dan menjadi gila di kepalanya
#. Pada Suatu Musim Kering
Pada suatu musim kering
ranum kemarau berjatuhan
gugur daun-daun satu per satu
Pada suatu musim kering
dianya duduk di bawah atap kemarau
dibacanya hujan dari keringat tubuhnya sendiri
Pada suatu musim kering
didapatnya ia duduk sendirian
setelah kematian istrinya
kemarau telah mencuri hatinya
dari hujan yang membuat bunga malamnya tersenyum
#. Pada Suatu Waktu
Pada suatu waktu
saya hanya ingat bulan
dari nama seorang wanita
dari tanggal-tanggal seorang laki-laki
Pada suatu waktu
saya hanya ingat hari
ketika saya merayakan bulan
dan kau sedang datang bulan
Pada suatu waktu,
kita tidak tinggal di dalam bulan:
di bawah bulan, saya menemukan hujan yang basah
dan kau pergi membawa bintang bersama amarahmu
Nita Pleat, 2021.
Komentar
Posting Komentar