Langsung ke konten utama

Misa Syukur Hut Ke-51 KORPRI Tingkat Kecamatan Nita-Kabupaten Sikka-Provinsi Nusa Tenggara Timur

 



Pater Stef Dampur, SVD.


Oleh: Pater Ephang Yogalupi *)

Hari ini, Senin, 28 November 2022. Hujan tak terbendung lagi. Ada rasa cemas singgah di hati: "Akankah hujan terus hingga malam? Bagaimana dengan misa syukur hari ulang tahun (HUT) ke-51 Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) tingkat Kecamatan Nita yang sudah sejak minggu lalu disepakati? Saya pasrah kepada Tuhan sembari meneguhkan hati camat Nita, Bapak Avelinus Yuvensius dan staf yang juga was-was.

**

Dalam agenda yang disepakati, misa dimulai pukul 16.15 WITA tapi cuaca tidak mendukung. Kami sengaja menunda misa hingga hujan reda. Puji tuhan, pada pukul 16. 45 WITA hujan berhenti meskipun langit tetap tidak secerah hari sebelumnya. Ketika cuaca membaik maka bertempat di kapela susteran  fransiskan nita-maumere, kami mulai merayakan misa syukur (pkl. 16.50 wita). Sang komentator pun mulai membacakan komentar pembuka. Koor sudah siap. Lalu lagu pembukaan pun dilantunkan. Terdengar suara koor yang merdu. Di sana ada himpunan korpri dari dua gugus sekolah dasar.

Dalam introduksi, saya menekankan pentingnya memaknai dan menghayati masa advent sebagai kesempatan emas memurnikan hati dan budi serta seluruh diri kita menyongsong kadatangan sang juruselamat dunia, baik saat perayaan natal maupun saat parousia/akhirat baik personal maupun komunal. Kita wajib siap siaga.

Saya juga mengucapkan "Bravo: selamat dan sukses" untuk organisasi KORPRI (Korps Pegawai Republik Indonesia) yang ke-51 (organisasi ini resmi didirikan pada, 29 november 1971). Kita berdoa dan berharap agar korpri tetap jaya senantiasa. Usai kata pembuka, saya memberkati karangan adven yang memang belum diberkati. Selanjutnya tata urutan misa seperti biasa.

Bacaan yang saya pilih adalah bacaan harian (28/11/22) yakni: 1). Yesaya 2:1-5; dan 2) Injil Matius 8:5-11. Dalam kotbah yang bertema: "Raihlah Kebahagiaan Bersama Allah", saya mengajak segenap anggota KORPRI untuk "tetap menampakkan diri sebagai organisasi yang demokratis, mandiri, bebas-aktif, profesional, netral, produktif, bertanggungjawab".

"Meskipun kita tahu bahwa selama lebih dari 30 tahun rezim Soeharto berkuasa, KORPRI, TNI, Polri itu berafiliasi dan identik dengan partai golkar. namun sejak reformasi tahun 1998, KORPRI sudah menjadi organisasi profesi yang betral", sambung saya.

Saya juga mengutip secara tidak langsung misi KORPRI lewat referensi: "bkpp.kaunsibg.go.id" yang berisikan poin inti yakni:

1. Korpri pemersatu bangsa.

2. Korpri memperkuat kedudukan, wibawa dan martabat anggota.

3. Korpri menyukseskan pembangunan nasional.

4. Korpri memberikan perlindungan hukum dan mengayomi anggotanya.

5. Meningkatkan ketaqwaab dan profesionalitas.

6. Memperjuang kesejahteraan anggota.

7. Menegakkan peraturan perundang-undang dlm bingkai nkri.

8. Mewujudkan solidaritas anggota.

9. Mewujudkan "Good Governance" (tata kelolah pemerintahan yg baik).

Berdasarkan konfirmasi dengan camat Nita, Bapak Avelinus Yuvensius, tema hut ke-51 Korpri secara nasional yakni: "Korpri Melayani, Berkontribusi dan Berinovasi untuk Negeri". Saya akan menginterpretasi secara subyektif intipati tema ini. Pertama, KORPRI yang melayani negeri dan rakyat. KORPRI mesti menjadi pelayan. tuan mereka adalah rakyat. Insan  KORPRI adalah "servant leader: pemimpin pelayan", bukan boss yang bertakhta di atas singgasana lalu main kuasa saat berkuasa. Saat tidak berkuasa lagi maka orang akan permainkan. Mungkin situasi  ini juga terjadi dlm banyak biara, tarekat atau kongregasi dalam Gereja.

KORPRI mesti merakyat, dekat dengan rakyat. Mereka mengenal rakyat. Megenal kebutuhan riil rakyat. Hidup di tengah rakyat. Melayani rakyat dengan baik. Jangan saat hanya  dekat dengan rakyat hanya saat  dilantik awal-awal jadi pejabat, setelahnya entah hilang ke mana?

Saya meminjam prinsip Pak Ganjar Pranowo: "Layani rakyat secara mudah, murah, cepat". Jika satu urusan bisa mudah, mengapa dipersulit dan berbelit-belit?  Jika memang suatu hal itu sulit,  tugas kalianlah untuk memudahkannya. Itu baru korpri yang hebat dan luar biasa. "Bukankah negara menggaji anda untuk mempermudah hal yang sulit?", tanya saya bernada retoris. “Mati e kalau kritik terus KORPRI nih. semuanya untuk kebaikan. Ini momen yang tepat dan disampaikan secara cerdas serta terukur”.

Kedua, KORPRI yang berkontribusi untuk kemajuan negeri. Artinya, KORPRI turut mengambil bagian dalam kemajuan dan percepatan pembangunan Bangsa Indonesia. KORPRI berkontribusi untuk kemajuan bukan kemunduran apalagi menyumbangkan banyak masalah. Ketika Pak Ganjar Pranowo bertanya kepada tim inspektorat di jawa tengah tentang masalah paling pokok atau kasus paling umum di kalangan PNS/ASN diperoleh jawaban, antara lain:

1. Perselingkuhan

2. Perceraian

3. Korupsi

4. Minta jatah proyek (pl di bawah 300 juta),

5. Gratifikasi,

6. Kejar storan dan kapling proyek.

(semua hal  ini saya jelaskan sesuai konteks pendengar)

Lalu, saya membaca tulisan saudara soleman montori dalam Kompasiana tahun 2015. beliau mengutarakan 14 penyakit kronis PNS/ASN. Semuanya merupakan kependekan dari maksud tertentu.

1. AIDS: alpa, ijin, dikit-dikit sakit;

2. PUCAT PASI: pulang cepat padahal masih pagi;

3. KUDIS: kurang disiplin;

4. ASAM URAT: asal sampai kantor uring-uringan atau tidur;

5. ASMA: asal mengisi absensi;

6. BATUK: banyak mengantuk;

7. CAMPAK:cari muka pakai alasan kerja;

8. GINJAL: gaji ingin naik tapi kerja lamban;

9. Kurap: kurang profesional; kurang rapi (dalam hal berpakaian)

10. TBC: tidak bisa computer;

11. PANU: piket asal nulis;

12. KRAM: kurang trampil;

13. KUTIL: kurang teliti.

14. FLU: facebook melulu (saat jam kerja).

Soleman menyimpulkan bahwa semua penyakit di atas disebabkan oleh kuman= kurang iman. Lalu, lebih lanjut Soleman menyimpulkan bahwa jika semua penyakit PNS/ASN tidak segera disembuhkan maka akan "Menghambat pelayanan birokrasi yang profesional, menurunnya kualitas pelayanan prima, menghambat pembangunan bahkan menimbulkan kekacauan dan kehancuran birokrasi". Oleh karena itu saya menggarisbawahi bahwa  setiap PNS/ASN perlu memperkuat iman dan mengubah mental dan perilaku serta kebiasaan jelek menuju mental dan etos  kinerja yang makin hari semakin bermutu.

Ketiga, KORPRI yang berinovasi untuk kemajuan negeri. Menurut Wikipedia, inovasi atau reka baru artinya proses dan/atau hasil pengembangan pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk, proses dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan. (diakses pada: senin, 28.11.2022 pkl.11.25 wita).

Jadi hemat saya inovasi itu erat berkaitan dengan kreativitas dan daya cipta baru sebagai pengembangan dari hal yang lama. Inovasi itu berkaitan dengan cara kerja baru yang lebih efektif, efisian menggantikan cara kerja lama yang lambat, tanapa target dan manual. Orang yang berinovasi sungguh mengetahui masalah pokok, lalu menganalisisnya, membuat hipotesa, kesimpulan sementara, kebijakan dan memberi solusi serta memutuskan segala sesuatu secara cerdas dan cermat.

Kebahagiaan bersama allah sebagai dambaan tiap insan termasuk insan KORPRI. Setiap insan normal tentu mendambakan kebahagiaan dlm hudup. Hanya manusia abnormal yang mencari kesusahan dan kesulitan. Kesusahan atau kesulitan itu tanpa dicaripun sudah ada.  Mau tahu? Saya beritahu; 1.orang sulit, 2.tempat sulit, 3.situasi sulit, 4. bencana alam, dll. Kita perlu berjuang untuk menggapai kebahagiaan dalam tata lahir maupun batin.

1. Kebahagiaan lahiriah yakni terpenuhinya pelbagai kebutuhan primer/pokok.

Syukur jika kita bisa memenuhi kebutuhan sekunder dan tertier. Pertama, kebutuhan akan sandang; pakaian layak pakai. Kedua, pangan; makanan dan minuman layak konsumsi. kalau bisa konsumsi yang bergizi, berrimbang, bervariasi. Ketiga, papan: rumah layak huni dan memastikan penghuninya "at home= betah untuk tinggal di dalam rumah tersebut". Keempat, pendidikan yg baik, Kelima, kesehatan yg prima, dll.

2. Kebahagiaan rohaniah, psikologis dan spiritual.

Jiwa kita mesti aman, tenang, nyaman. Kita memiliki hubungan yang baik dengan tuhan yang mahakuasa dengan cara memperkuat iman lewat doa, puasa, derma. Kita perlu memperteguh harapan dan selalu tahu bersyukur dan optimis. Kita juga menghayati kasih sejati yang hanya mau memuliakan nama Tuhan dan menyelamatkan diri serta sesama kita. Oleh karena itu, mendidik, menegur dan  mengingatkan orang yang culas serta kurang beradab mulai dari pikiran, perkataan, perbuatan dan apalagi kelalaian adalah tindakan penyelamatan  dan suatu keharusan bahkan merupakan imperatif kategoris.

Kita jangan pernah membiarkan diri dan  sesama kita masuk ke dalam jurang kebinasaan. Kita jangan membiarkan orang yang kita kasihi terpanggang di api neraka atau dihanyutkan oleh didihan air panas abadi yang menghancurkan jiwa raga kita. Selama masih di bumi ini penting kiranya kita melakukan apa yang dinamakan  "Correctio Fraterna (koreksi persaudaraan)". Hal ini tentu  penting juga dilakukan oleh insan korpri. Ingatlah bahwa kita punya tanggung jawab terhadap keselamatan jiwa sesama juga.

Bagi kita, tolong luangkan waktu untuk membersihkan jiwa kita. seturut katekismus katolik, ada beberapa cara membersihkan jiwa antara lain:

1.Membaca dan merenungkan kitab suci.

Isi kitab suci itu Sabda Allah. Allah dalam dirinya sendiri kudus atau suci. Oleh karena itu, Dia menyucikan jiwa kita. Kalau kita kurang rajin membaca kitab suci bagaimana kita bisa menjadikan sabda allah sebagai pedoman hidup dan karya? Kita bisa membaca, merenungkan dan berdoa menurut inspirasi dan pezan kitab suci. Itulah yg disebut doa biblis.

2. Berbuat baik sekecil apapun.

Perbuatan baik kita tidak akan menambah kemuliaan tuhan tetap sangat berguna untuk keselamatan jiwa kita. Ada banyak perbuatan baik.cek saja pada 10 perintah allah dan 5 perintah Gereja. Cek juga bocoran soal penghakiman terakhir yg terdapat dalam Injil Mateus 25:31-46. Di sana kita akan terperangah oleh teguran Yesus. Orang Flores bisa lulus semuanya jika serius menghayati bocoran ujian akhirat atau penghakiman terakhir tersebut.

3. Mengaku dosa untuk memurnikan/membersihkan jiwa kita.

Kita jangan mengaku dosa karena dipaksa oleh orang lain. Ibarat saat saya kotor kena lumpur, debu, keringat, dll, maka saya mesti mandi demikian pun ketika jiwa tercemar dosa maka saya mesti mengaku dosa dan membangun sikap tobat yg benar. Seturut teologi moral Katolik, sejatinya, pertobatan itu melewati tahapan: sadar akan dosa, akui dosa, sesali dosa dan akhirnya bertobat. Bertobat berarti memperbaiki diri, berubah dan kembali ke jalan yang benar yakni Allah.

Mumpung kita masih diberi waktu untuk berbenah diri. mari kita mengisi waktu hidup yang tersisa ini dengan hal yang baik, benar, penting, berguna dan menyelamatkan serta membahagiakan jiwa raga kita.

 

*) Penulis adalah pemimpin misa sekaligus pengkotbah atau pemberi siraman rohani pada hut ke-51 korpri tingkat Kecamatan Nita pada Senin, 28 November 2022.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup Selibat dalam Gereja Katolik: Berkah dan Tantangannya | Opini Senus Nega

Senus Nega | Mahasiswa Semester VIII STFK Ledalero I.           Pendahuluan   Dalam perjalanan sejarah hingga saat ini, di dalam Gereja Katolik terdapat satu panggilan hidup yang unik dan berharga yakni pilihan hidup selibat. Panggilan itu bersifat pribadi. Berkenaan dengan itu, Karol Wojtyla menyatakan ‘bahwa ada suatu jalan khusus bagi perkembangan setiap pribadi kalau diikuti, suatu jalan khusus baginya untuk memberikan seluruh hidupnya bagi pelayanan atau pengabdian terhadap sejumlah nilai tertentu. [1] Pemberian diri merupakan substansi setiap pilihan hidup, entah menikah atau selibat. Secara sederhana, hidup selibat berarti berani memilih untuk tidak menikah dengan tujuan untuk memfokuskan pelayanan dan pemberian diri secara total kepada Tuhan. Pilihan hidup selibat bukan berarti meninggalkan seksualitas atau alergi bila berbicara mengenai seksualitas. Dalam hubungan dengan hidup selibat, seksualitas manusia tetap merupakan anugerah Tuhan yang amat luhur dan berharga. Etika Kris

NARASI KECIL JUMAT PERTAMA DESEMBER 2021

  Pater Stef Dampur, SVD. (Kegiatan Rohani Bersama Organisasi Gerejawi Sta. Anna, Paroki St. Yosef Wairpelit-KUM) Oleh: Ephang Yogalupi * I. Prolog: Sudah menjadi "tradisi" di Paroki Wairpelit Maumere bahwa misa Jumat Pertama yang didedikasikan kepada Hati Amat Kudus Tuhan Yesus senantiasa dirayakan di Gereja Pusat Paroki. Mayoritas umat yang hadir dan terlibat adalah "Mama-mama Santa Anna". II. Bersama Santa Anna Wairpelit di Napung Kabor Pernahkah Anda pergi ke Napung Kabor Maumere? Kalau Anda belum pergi, saya akan mengantar Anda ke sana lewat deskrpisi sederhana ini. Titik star kita adalah Gereja Paroki Santo Yosef Wairpelit. Kita menuju arah timur. Kita menyusuri Ribang, Woloara, Hoba dan Nangalimang. Setiba di Nangalimang, kita mesti jeli. Di tikungan halus itu biasa terjadi kecelakaan maut yang merenggut nyawa anak manusia. Anda mesti me-rem laju kendaraan Anda, entah mobil maupun sepeda motor. Saat menuju Napung Kabor, Anda mengambil rute bel