Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi | Bertin Japa*


*Fr. Bertin Japa SVD/Mahasiswa 
STFK Ledalero Semester VII.

JEDA

Suling bambu resah

Kala puing-puing angin melata

Pada hempasan waktu tanpa kompas

Berhenti sesaat

Lama menyangkal

Hingga titik pijak, jeda

Agar aku paham juga sadar

Tentang suara hati

Dan mata kaki yang melangkah

12, 3,19

 

JUMPA

Bukan parasmu

Benar menikam lara

Keanggunanmu menerma harap

Tak kupaham

Setinggi itu di atas rasa

Dan jumpa di balik mimbar

Tak tertanggal

8, 3, 20

 

TABOR

Menyebut namamu adalah suatu kebahagiaan

Berada bersamamu adalah suatu ibadah

Tentangmu aku mulai bertanya

Di mana dan ada apa di sana

 

Tabor

Tempat menabur pertanyaan

Juga menuai jawaban

Di sana ada Dia

Pengada jawab dan tanya

 

Layakah aku membentang cita-citaku

Pada puncak tabor

Pantaskah aku memeluk mimpi

Bersama pesona tabor

 

Bapa…basulah aku

Biarkan aku menenun mimpi

Merawat tobat menuju tabor

8, 3, 20

 

DILEMA

Kutahu itu sebilah pedang

Kupaham arti kata tajam

Tapi, Hasrat penting terus berkoar

Hingga aku pupus terlahap

Ah…kapan aku terlepas

 

Caraku telah lama kuayun

Gelap itu merajam aku

Setiap saat, setiap desahan nafas

Hatiku muram

Merayu Tuhan

 

Benarkah ini suatu batas

Tempat aku melangkah dan berhenti

Tempat aku merana dan merapal

Aku siap dirajam

Demi citaku yang sempat terlantar

9, 3, 20.

 

Baca juga:https://svdlaatnatas.blogspot.com/2020/12/cerpen-tomi-duang-malaikat-dari.html 


BISAKAH ENGKAU PERGI

Ijinkan aku memanggil namamu dalam pena ini

Sekedar bertitah agar engkau berpaling kepadaku

Aku ingin kembali mengusap lembaran kusam

Terlampau kuno tapi penuh hajatan romantik

Antara aku dan kamu

 

Seandainya aku tidak memilih

Tinggal di alam ini

Aku pasti rela berjalan pada kerikil tajam

Karena ada kau di sampingku

 

Sekarang, aku ada di sini, saat ini juga

Pada tempat yang tidak engkau inginkan

Tapi selalu kudambakan dan aku nyaman di sini

Tempat aku mengikat janji bersama sosok misteri

 

Tapi mengapa engkau memanggil aku dalam penamu

Suaramu mengehntikan sejenak langkahku

Tidakkah ada nama lain selain diriku

Hanya satu pintaku

“bisakah engkau pergi”

9, 3, 20


SIAL

Kata itu tarlahir sekilas

Tampaknya lugu, diam

Padahal dia berlari

Menuju titik tak berhingga

 

Ia hanya seorang pribadi

Empat huruf

Berdiri sejajar, membentuk barisan

Hampa dan terus bersuara

 

Untuk kesekian kalinya insan terucap

Tahukah kita

Sial…

Ucap sekali

Bermakna

Lalu mati, abadi

10. 3, 20


TENTANG DIA

Adaku juga adamu

Menjinjing harapan

Berpetualang menuju hulu

Berdiam di lembah abadi

 

Tentang aku dan kamu

Kita ada

Alur kisah teruntai

Menikam mimpi

Yang semestinya tiada

Kini ada, penuh tanya

11, 3, 20

 

CEMAS

Terentang di sela riak tawa

Senada pantonim jenaka

Seirama puisi suaka

Sehebat lirik ceramah

 

Tak seberapa rasanya

Gemanya menjagat

Secuil saja nampaknya

Auranya melangit

Pulanglah pada hati

Tumpuan rasa penuh daya

Pulanglah,,,

12, 3, 20


SALIB

Di bawah kaki senja

Kutitipkan raut lesuh

Kuletakkan jiwa resah

Demi tenangku

 

Tetesan darah

Mata bernanah

Kaki dan tangan lunglai

Tubuh disantap angin

 

Ah,,,

Aku di sini

Badanku terkapar pilu

Aku ingin mengecap batas itu

Hingga aku tak hilang bentuk

13, 3, 20

 

HENING

Pada ranum Simponi

Ada rahasia rintik rindu

Terucap kepada api

Kepada kayu yang menjadi abu

Perlahan mengendap dalam hampa

Tapi,, engggan kau sembunyikan rona matamu

14, 3, 20

  

SEJENAK

Berhenti gelisahkan harimu

Hari punya lahan basah dan kering

Hari pun sejenak bercerita

Cerita using dan iseng

 

Berhenti memburu sedih

Simak kata hati

Biarkan gerimis

Melahap air mata

Di rautmu

15, 3, 20


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misa Syukur Hut Ke-51 KORPRI Tingkat Kecamatan Nita-Kabupaten Sikka-Provinsi Nusa Tenggara Timur

  Pater Stef Dampur, SVD. Oleh: Pater Ephang Yogalupi *) Hari ini, Senin, 28 November 2022. Hujan tak terbendung lagi. Ada rasa cemas singgah di hati: "Akankah hujan terus hingga malam? Bagaimana dengan misa syukur hari ulang tahun (HUT) ke-51 Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) tingkat Kecamatan Nita yang sudah sejak minggu lalu disepakati? Saya pasrah kepada Tuhan sembari meneguhkan hati camat Nita, Bapak Avelinus Yuvensius dan staf yang juga was-was. ** Dalam agenda yang disepakati, misa dimulai pukul 16.15 WITA tapi cuaca tidak mendukung. Kami sengaja menunda misa hingga hujan reda. Puji tuhan, pada pukul 16. 45 WITA hujan berhenti meskipun langit tetap tidak secerah hari sebelumnya. Ketika cuaca membaik maka bertempat di kapela susteran   fransiskan nita-maumere, kami mulai merayakan misa syukur (pkl. 16.50 wita). Sang komentator pun mulai membacakan komentar pembuka. Koor sudah siap. Lalu lagu pembukaan pun dilantunkan. Terdengar suara koor yang merdu. Di sana

Hidup Selibat dalam Gereja Katolik: Berkah dan Tantangannya | Opini Senus Nega

Senus Nega | Mahasiswa Semester VIII STFK Ledalero I.           Pendahuluan   Dalam perjalanan sejarah hingga saat ini, di dalam Gereja Katolik terdapat satu panggilan hidup yang unik dan berharga yakni pilihan hidup selibat. Panggilan itu bersifat pribadi. Berkenaan dengan itu, Karol Wojtyla menyatakan ‘bahwa ada suatu jalan khusus bagi perkembangan setiap pribadi kalau diikuti, suatu jalan khusus baginya untuk memberikan seluruh hidupnya bagi pelayanan atau pengabdian terhadap sejumlah nilai tertentu. [1] Pemberian diri merupakan substansi setiap pilihan hidup, entah menikah atau selibat. Secara sederhana, hidup selibat berarti berani memilih untuk tidak menikah dengan tujuan untuk memfokuskan pelayanan dan pemberian diri secara total kepada Tuhan. Pilihan hidup selibat bukan berarti meninggalkan seksualitas atau alergi bila berbicara mengenai seksualitas. Dalam hubungan dengan hidup selibat, seksualitas manusia tetap merupakan anugerah Tuhan yang amat luhur dan berharga. Etika Kris

NARASI KECIL JUMAT PERTAMA DESEMBER 2021

  Pater Stef Dampur, SVD. (Kegiatan Rohani Bersama Organisasi Gerejawi Sta. Anna, Paroki St. Yosef Wairpelit-KUM) Oleh: Ephang Yogalupi * I. Prolog: Sudah menjadi "tradisi" di Paroki Wairpelit Maumere bahwa misa Jumat Pertama yang didedikasikan kepada Hati Amat Kudus Tuhan Yesus senantiasa dirayakan di Gereja Pusat Paroki. Mayoritas umat yang hadir dan terlibat adalah "Mama-mama Santa Anna". II. Bersama Santa Anna Wairpelit di Napung Kabor Pernahkah Anda pergi ke Napung Kabor Maumere? Kalau Anda belum pergi, saya akan mengantar Anda ke sana lewat deskrpisi sederhana ini. Titik star kita adalah Gereja Paroki Santo Yosef Wairpelit. Kita menuju arah timur. Kita menyusuri Ribang, Woloara, Hoba dan Nangalimang. Setiba di Nangalimang, kita mesti jeli. Di tikungan halus itu biasa terjadi kecelakaan maut yang merenggut nyawa anak manusia. Anda mesti me-rem laju kendaraan Anda, entah mobil maupun sepeda motor. Saat menuju Napung Kabor, Anda mengambil rute bel