KITA
PATUT BERBAHAGIA
Umat Allah yang
terkasih dalam Kristus
Hidup kita bagaikan biduk dan juga hidup
ibaratkan sebuah buku atau diary.
Pada setiap lembaran diary itu ada
catatan kisah yang dibubuhi tinta putih dan tinta hitam. Tinta hitam diartikan
sebagai pengalaman-pengalaman salib dan tinta putih diartikan sebagai
pengalaman tabor dalam hidup kita. Setiap hari bahkan setiap detik
lembaran-lembaran ini menjadi saksi bisu yang mengabadikan setiap moment pengalaman hidup kita. Kita telah
membuka lembaran diary hidup kita
pada tahun 2020 dengan coretan kisah yang masih terekam dalam memori kita, halaman
demi halaman telah kita rangkaikan menjadi kisah yang utuh dan sebentar lagi
kita akan menutup diary itu dengan
satu kata ”SYUKUR”. Semuanya akan menjadi kenangan yang patut dikisahkan dan
dikenang dalam perjalanan hidup kita yang baru di tahun 2021.
Menjalankan
hidup di dunia ibarat kita menempuh sebuah perjalanan panjang. Di tengah jauhnya perjalanan yang kita tempuh,
sudalah pasti kita membutuhkan tempat singgah untuk melepaskan dahaga. Pada
tahun 2020 kita telah menempuh perjalanan yang panjang. Ada kalanya terik
membuat kita mudah lelah sebagaimana menyata dalam ketidaknyamanan hidup kita
sepanjang tahun 2020 lantaran keganasan pandemi Covid-19 yang dengan gampang
merenggut nyawa samasaudara dan saudari kita dan ada kalanya hujan membuat kita
merasa gigil dan seolah beku tanpa sebuah harapan untuk maju. Seakan tidak ada
lagi cerita menarik dalam setiap lembaran hidup kita dan kita mengadu kepada
Tuhan karena kita merasa ditinggalkan. Namun, sadar atau tidak Allah turut
menangis jika kita menangis, ia selalu mengusap air mata yang menetes pada pipi
kita karena Ia tidak pernah membiarkan kita berjalan sendirian. Satu nasihat
bijak yang perlu direfleksikan ialah Allah lebih merasakan penderitaan melebihi
dari apa yang kita rasakan. Allah tidak pernah membiarkan kita untuk jatuh terlalu
dalam dan tidak membiarkan kita untuk terbang terlalu tinggi, sebab Allah
menghendaki supaya kita tetap setia merawat setiap kisah menarik dalam
kehidupan kita.
Kita
menerima anugerah kehidupan dari Allah secara gartis tanpa jasa dan usaha kita.
Kita telah melukiskan kisah-kisah indah dalam setiap lembaran hidup kita. Pada
penghujung tahun 2020 ini, marilah kita sejenak bergumul dengan diri kita
sendiri. Apakah aku sudah menjadi pribadi yang membawa sukacita bagi sesama
ataukah menjadi pembawa malapetaka bagi sesama. Apakah aku sering memuji
kelebihan sesama daripada menjelekkan nama orang lain. Seringkah aku menyapa
sesamaku, memberi perhatian kepada mereka yang berkekurangan. Apakah aku sering
membuat pagar persaudaraan dengan tetanggaku. Tanpa dapat dipungkiri bahwa
keseringan untuk berhasrat melakukan sesuatu yang buruk adalah kebiasaan yang
sering kita lakukan. Kita sering membatasi atau membelenggu niat kita untuk
merubah haluan hidup kita ke arah yang lebih baik oleh sikap putus asa, irihati,
cemburu dan dendam. Akan tetapi dalam ketakberdayaan yang kita miliki, kita
mesti berefleksi dan bercermin diri bahwa hidup akan bermakna ketika kita mau
menampilkan diri apa adanya, bersemangat melakukan apa yang patut kita lakukan
dan mencintai hidup damai.
Kita
patut bersyukur atas segala pengalaman yang menyenangkan dan menyakitkan selama
tahun 2020. Salah satu judul lagu yang patut kita refleksikan ialah ”Hidup
adalah kesempatan”. Lirik lagu ini menghantar kita untuk menyadari esensi diri
kita sebagai mahluk yang fana. Suatu saat kita akan kembali menjadi debu.
Lantas, apakah kita masih menunggu waktu untuk berbuat baik sementara waktu
terus berputar. Waktu tidak akan kembali. Segala sesuatu mengalir menuju muara
yang hendak dituju. Kita berenang dalam arus waktu yang penuh dengan badai
berkecamuk tiada henti. Setiap ruang waktu akan memberi petunjuk kepada kita jika
kita memaknai setiap waktu yang ada untuk sesuatu yang baik. Sekecil apapun
atau dalam model apapun aktivitas yang kita lakukan akan sangat bermakna ketika
semuanya itu dilakukan dengan sepenuh hati. Banyak yang bisa kita lakukan untuk
mengisi kesempatan ini. Bagi para orangtua, misalnya mengajak anak untuk
berdoa, latih bekerja, mengajarkan sopan santun mulai dari lingkungan keluarga,
mengajak anak-anak untuk meraba tanah sebagai sumber kehidupan. Untuk
muda-mudi, misalnya aktif dalam kegiatn OMK, mandiri, memelihara ternak dan
masih banyak kegiatan lain yang bisa kita lakukan. Bagi anak-anak, misalnya
mencintai orangtua, menjalankan pekerjaan rumah, belajar, tidak menipu
orangtua. Semuanya bisa kita lakukan. Namun, pertanyaanya adalah apakah kita mencintai
setiap tugas-tugas kita ataukah kita selalu berusaha untuk menghindar dari
setiap tugas yang harus kita lakukan.
Tahun
2020 akan segala berakhir dan tahun 2021 akan segera tiba. Pada moment yang
berahmat ini, kita diliputi oleh suasana hati yang penuh sukacita. Jika masih
ada hati yang dirundung oleh rasa sedih karena mengenang moment-moment indah
bersama anggota keluarga yang saat ini berada jauh dari kita, ingatlah bahwa
semua orang yang berada di samping kita saat ini adalah samasaudara kita.
Marilah kita membuka hati agar kita selalu berada dalam lingkaran cinta Allah
dengan menghadirkan, memwujudkan dan menghadirkan cinta itu dalam seluruh lembaran
hidup kita di tahun 2021 khususnya dalam membangun relasi dengan sesama. Apakah
kita sudah menyiapkan hati kita untuk menyambut tahun yang baru. Apakah kita
sudah memiliki rencana untuk mengisi lembaran tahun 2021. Segala niat dan
harapan akan tercapai jika kita terus
mencintai diri kita sendiri, mencintai semua orang baik yang mencintai kita
maupun mereka yang memusuhi atau pernah menyakiti hati kita dan yang paling
penting adalah mencintai setiap panggilan hidup kita, entah panggilan hidup
berkeluarga maupun panggilan hidup membujang. Kita mesti sadar bahwa orang
pertama yang mampu membuat kita bahagia adalah diri kita sendiri. Baik dan
buruknya citra diri kita di mata sesama sangat bergantung pada spiritualitas
diri kita masing-masing.
Dalam
hitungan detik dan menit kita akan siap beranjak dari dermaga hidup kita yang
lama menuju suatu samudera kehidupan yang luas di tahun 2021. Kita akan
menahkodai perahu hidup kita untuk berjalan menuju arah yang hendak kita capai.
Hal yang perlu dipersiapkan antara lain, hati yang suci, pikiran yang murni dan
prinsip hidup yang tegas sebab kemungkinan besar kita akan menghadapi badai
yang sama yang mungkin lebih besar kekuatannya dari apa yang kita alami di
tahun 2020. Tapi, jangan cemas dan takut, Allah tidak menutup mata dan telinga
untuk menolong kita. Pada tahun yang yang akan datang juga kita akan diberikan
peluang untuk berkarya sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Maka, kita
dituntut untuk mengikuti segala proses dengan mencintai setiap
pekerjaan-pekerjaan kecil tanpa harus berambisi untuk menjadi orang yang sukses
dalam waktu sekejap. Akhirnya, marilah kita menyadari bahwa hidup ini adalah
anugerah yang harus disyukuri dan Allah telah menghadirkan kita ke tengah dunia
karena kita sungguh berharga dan mulia di matanya dan Allah mencintai kita. Bunda
Theresia dari Calcuta India selalu berpesan bahwa Tuhan memanggil kita bukan
untuk menjadi orang yang sukses melainkan menjadi orang yang setia. Allah
memanggil kita untuk memasuki tahun yang baru bukan untuk menjadi orang sukses
melainkan menjadi orang yang setia. Marilah, kita bergandengtangan dan bersatu
hati untuk melantunkan ucapan syukur dan bahagia atas segala pengalaman
berahmat yang senatiasa mengalir dalam hidup kita. Happy New Year.
Komentar
Posting Komentar