Langsung ke konten utama

Renungan Awal Tahun | Fr. Febry Suryanto, SVD



OPTIMIS: HARAPAN AWAL TAHUN

Umat beriman yang terkasih dalam Kristus.

Tahun 2020 telah kita lalui  dengan menyisakan sejuta kenangan manis pun getir. Ada banyak hal yang telah kita lalui, entah itu hal yang baik maupun hal yang buruk sekalipun. Banyak persoalan, cita-cita, harapan dan tujuan yang belum tercapai atau belum sesuai harapan dan keinginan. Demikian pun dengan doa-doa kita, sebagiannya mungkin telah dijawab Tuhan dan sebagian lagi belum ada jawabannya. Itulah dinamika kehidupan kita umat manusia yang mesti diterima dan dijalankan. Kini kita melaju kepada tahun berikut, 2021. Ada banyak pertanyaan yang menabrak akal menyibukan pikiran. Ada banyak PR yang tersisa. Ada banyak impian dan cita-cita yang masih di tengah jalan kepada akhir yang manis. Apakah semua itu akan menjadi catatan hidup yang dimuseumkan dalam pengalaman? Ataukah menjadi catatan kaki untuk menjadi referensi melanjutkan harapan, meneruskan impian? 

Tahun 2020 yang baru saja kita lewati merupakan tahun yang penuh dengan pergolakan. Hingar bingar kehidupan mengungkung kita dalam ketakberdayaan. Sepanjang tahun 2020, kita dilanda pandemi Covid-19 yang menerjang di segala lini kehidupan manusia. Sepanjang tahun 2020, kita mendekam dalam kelamnya suasana kehidupan yang mengancam kehidupan. Pandemi global telah membungkam dunia dan umat manusia kepada ketidakberdayaan.

 

Umat beriman yang terkasih dalam Kristus.

Sesulit apapun keadaanya dan seberat apa pun beban hidup yang kita pikul, kita harus tetap optimis dan tidak boleh pesimis, apalagi menyerah dan mengalah pada keadaan. Hidup kita adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat (2 Kor 5:7). Memasuki tahun baru ini, satu hal yang pasti bahwa janji Tuhan bagi umat-Nya tetap berlaku. Ia akan tetap menyertai kita dalam hidup, apapun situasi yang kita alami. Menjadi satu permmenungan kita bersama untuk kembali menata masa depan melewati setiap jejak dan tapak kehidupan yang penuh dengan kegetiran dan luka. St. Paulus mengingatkan kita untuk sungguh-sungguh percaya akan iman kita. Iman yang lahir karena kita percaya dan bukan karena melihat sekian banyak peristiwa yang melemahkan iman.

 

Umat beriman yang terkasih dalam Kristus.

Mari! Kita membangun sikap optimis dalam diri kita. Optimis akan harapan yang telah ditanam atas dasar yang kuat. Optimis akan kasih penyertaan Tuhan dalam setiap jengkal kehidupan kita, sukan maupun duka. Optimis akan cita-cita dan impian yang harus diraih.  Sikap optimis bukanlah seperti garis lurus ataupun garis menanjak ke atas. Pergerakannya akan seperti gerakan gelombang naik dan turun. Di saat sedang memupuk rasa optimis, sebuah peristiwa atau pendapat negatif dari orang lain, seringkali dapat melunturkan sikap optimis yang ada.

Meski sikap optimis ini dapat dimiliki oleh siapa saja, namun masalahnya, setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda dalam mempertahankan sikap optimis. Bertahan untuk tidak goyah, menggenggam dan memeluk erat sikap optimis itu, yakin dengan kemampuan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Sesungguhnya, sikap optimis itu tidak terlalu sulit untuk dipelajari, asalkan ada kemauan dan konsistensi, ditambah dengan usaha yang pantang menyerah. 

Ada beberapa hal yang perlu dimiliki dalam membangun sikap optimis. Pertama, berpikir positif. Orang yang optimis selalu berupaya melihat setiap masalah dari sisi positif, walaupun orang-orang di sekitarnya berpikir negatif.  Apa yang kita rasakan sangat bergantung dari bagaimana cara kita berpikir. Kita selalu dapat memilih apa yang kita pikirkan. Semua kejadian buruk, pasti ada nilai positif bagi kehidupan kita.

Kedua, mengambil hikmah atau nilai dari setiap persoalan. Selalu ada nilai dari setiap kejadian yang kita alami, termasuk dari kejadian buruk yang tak menyenangkan. Jika kita mampu belajar darinya, maka sebenarnya sesuatu yang kita alami bukanlah sebuah kejadian buruk. Toh, ada yang dapat diambil manfaatnya. Bukankah manusia bertobat setelah berbuat suatu kesalahan? Kita sering mengabaikan sesuatu yang penting dalam hidup ini. Misalnya, setelah sakit, barulah kita belajar tentang pentingnya memelihara kesehatan atau setelah berpisah, barulah kita belajar tentang pentingnya meredam sikap egois dan memperbanyak kasih sayang.

Ketiga, memupuk harapan. Orang yang optimis selalu memiliki harapan yang baik dari setiap kejadian dalam hidupnya. Mereka akan memanfaatkan setiap peluang yang mungkin muncul dari kejadian tersebut. Mereka yakin bahwa selama ada kehidupan maka pasti ada harapan. Jika kita tidak lagi mampu berharap kepada diri sendiri, tidak ada salahnya meminta bantuan kepada kerabat dan sahabat terdekat. Tentunya dengan cara elegan dan tidak sampai merendah diri. Jika tidak ada yang dapat diharapkan lagi, maka berharaplah kepada Tuhan dengan penuh ketulusan. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan untuk berbuat apa saja bagi kehidupan kita. Semakin kuat harapan kita maka hidup kita pasti akan semakin baik. 

 

Umat beriman yang terkasih dalam Kristus.

Hidup ini memang tidak mudah, namun dengan memupuk rasa optimis maka hidup kita pasti akan dimudahkan. Hidup ini terasa begitu menyedihkan dan penuh penderitaan bagi mereka yang selalu berkubang dalam sikap pesimis. Sikap optimis, mungkin tidak akan menyelesaikan masalah yang ada, tidak serta merta membuat kita terlepas dari berbagai lilitan masalah, namun sikap optimis ini pasti akan sangat membantu dan memudahkan kita dalam menghadapi masalah yang ada.

Oleh karena itu, pada awal peziarahan kita di tahun yang baru ini, saya mengajak kita untuk bersikap optimis. Mengapa harus bersikap optimis? Karena kita mempunyai Tuhan yang tak perlu diragukan kekuatan dan kuasaNya. Kita tidak boleh takut menghadapi apa pun. Jika Tuhan ada di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? (Roma 8:31b). Jika Tuhan bekerja tidak ada perkara yang mustahi bagiNya. Sekalipun berada di tengah-tengah penderitaan dan persoalan hidup yang dahsyat, kalua kita senantiasa optimis dan berjalan bersama Tuhan serta mengandalkanNya, maka kita akan melihat pemulihan dinyatakan atas hidup kita. “Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi.” (Mzm 126:1). Tuhan melakukan perkara-perkara yang besar karena Dia adalah Tuhan yang Mahabesar dan ajaib segala perbuatanNya.

 

Umat beriman yang terkasih dalam Kristus.

            Optimislah dalam menjalani hidup di tahun yang baru ini, sebab kita mempunyai Tuhan yang menjamin masa depan kita yang pasti. Jangan sekali-kali menggantungkan harapan kepada dunia ini, itu sia-sia belaka. Berharaplah hanya kepada Tuhan dan tetap nantikanlah Dia, sebab orang yang berharap kepadaNya takkan mendapat malu. Jangan pernah takut dan pesimis dalam menjalani tahun yang baru, sebab kita mempunyai Tuhan yang tidak pernah gagal akan segala rencanaNya. Di dalam Tuhan kita memiliki hidup yang optimis, karena Dia adalah Tuhan yang Mahabesar dan sungguh-sungguh mencintai dan mengasihi kita. Dalam tahun yang baru ini, kita semua pasti rindu untuk melihat janji-janji Tuhan digenapi, jawaban-jawaban doa dipenuhi, masalah-masalah dapat terselesaikan dan segala keinginan kita dikabulkan Tuhan. Selamat memasuki tahun 2021. Jalanilah hidup di tahun yang baru ini dengan penuh optimis.

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misa Syukur Hut Ke-51 KORPRI Tingkat Kecamatan Nita-Kabupaten Sikka-Provinsi Nusa Tenggara Timur

  Pater Stef Dampur, SVD. Oleh: Pater Ephang Yogalupi *) Hari ini, Senin, 28 November 2022. Hujan tak terbendung lagi. Ada rasa cemas singgah di hati: "Akankah hujan terus hingga malam? Bagaimana dengan misa syukur hari ulang tahun (HUT) ke-51 Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) tingkat Kecamatan Nita yang sudah sejak minggu lalu disepakati? Saya pasrah kepada Tuhan sembari meneguhkan hati camat Nita, Bapak Avelinus Yuvensius dan staf yang juga was-was. ** Dalam agenda yang disepakati, misa dimulai pukul 16.15 WITA tapi cuaca tidak mendukung. Kami sengaja menunda misa hingga hujan reda. Puji tuhan, pada pukul 16. 45 WITA hujan berhenti meskipun langit tetap tidak secerah hari sebelumnya. Ketika cuaca membaik maka bertempat di kapela susteran   fransiskan nita-maumere, kami mulai merayakan misa syukur (pkl. 16.50 wita). Sang komentator pun mulai membacakan komentar pembuka. Koor sudah siap. Lalu lagu pembukaan pun dilantunkan. Terdengar suara koor yang merdu. Di sana

Hidup Selibat dalam Gereja Katolik: Berkah dan Tantangannya | Opini Senus Nega

Senus Nega | Mahasiswa Semester VIII STFK Ledalero I.           Pendahuluan   Dalam perjalanan sejarah hingga saat ini, di dalam Gereja Katolik terdapat satu panggilan hidup yang unik dan berharga yakni pilihan hidup selibat. Panggilan itu bersifat pribadi. Berkenaan dengan itu, Karol Wojtyla menyatakan ‘bahwa ada suatu jalan khusus bagi perkembangan setiap pribadi kalau diikuti, suatu jalan khusus baginya untuk memberikan seluruh hidupnya bagi pelayanan atau pengabdian terhadap sejumlah nilai tertentu. [1] Pemberian diri merupakan substansi setiap pilihan hidup, entah menikah atau selibat. Secara sederhana, hidup selibat berarti berani memilih untuk tidak menikah dengan tujuan untuk memfokuskan pelayanan dan pemberian diri secara total kepada Tuhan. Pilihan hidup selibat bukan berarti meninggalkan seksualitas atau alergi bila berbicara mengenai seksualitas. Dalam hubungan dengan hidup selibat, seksualitas manusia tetap merupakan anugerah Tuhan yang amat luhur dan berharga. Etika Kris

NARASI KECIL JUMAT PERTAMA DESEMBER 2021

  Pater Stef Dampur, SVD. (Kegiatan Rohani Bersama Organisasi Gerejawi Sta. Anna, Paroki St. Yosef Wairpelit-KUM) Oleh: Ephang Yogalupi * I. Prolog: Sudah menjadi "tradisi" di Paroki Wairpelit Maumere bahwa misa Jumat Pertama yang didedikasikan kepada Hati Amat Kudus Tuhan Yesus senantiasa dirayakan di Gereja Pusat Paroki. Mayoritas umat yang hadir dan terlibat adalah "Mama-mama Santa Anna". II. Bersama Santa Anna Wairpelit di Napung Kabor Pernahkah Anda pergi ke Napung Kabor Maumere? Kalau Anda belum pergi, saya akan mengantar Anda ke sana lewat deskrpisi sederhana ini. Titik star kita adalah Gereja Paroki Santo Yosef Wairpelit. Kita menuju arah timur. Kita menyusuri Ribang, Woloara, Hoba dan Nangalimang. Setiba di Nangalimang, kita mesti jeli. Di tikungan halus itu biasa terjadi kecelakaan maut yang merenggut nyawa anak manusia. Anda mesti me-rem laju kendaraan Anda, entah mobil maupun sepeda motor. Saat menuju Napung Kabor, Anda mengambil rute bel