OPTIMIS: HARAPAN AWAL TAHUN
Umat
beriman yang terkasih dalam Kristus.
Tahun 2020 telah kita lalui dengan menyisakan sejuta kenangan manis pun
getir. Ada banyak hal yang telah kita lalui, entah itu hal yang baik maupun hal
yang buruk sekalipun. Banyak persoalan, cita-cita, harapan dan tujuan yang
belum tercapai atau belum sesuai harapan dan keinginan. Demikian pun dengan
doa-doa kita, sebagiannya mungkin telah dijawab Tuhan dan sebagian lagi belum
ada jawabannya. Itulah dinamika kehidupan kita umat manusia yang mesti diterima
dan dijalankan. Kini kita melaju kepada tahun berikut, 2021. Ada banyak
pertanyaan yang menabrak akal menyibukan pikiran. Ada banyak PR yang tersisa.
Ada banyak impian dan cita-cita yang masih di tengah jalan kepada akhir yang
manis. Apakah semua itu akan menjadi catatan hidup yang dimuseumkan dalam
pengalaman? Ataukah menjadi catatan kaki untuk menjadi referensi melanjutkan
harapan, meneruskan impian?
Tahun 2020 yang baru saja kita lewati merupakan tahun
yang penuh dengan pergolakan. Hingar bingar kehidupan mengungkung kita dalam
ketakberdayaan. Sepanjang tahun 2020, kita dilanda pandemi Covid-19 yang menerjang
di segala lini kehidupan manusia. Sepanjang tahun 2020, kita mendekam dalam
kelamnya suasana kehidupan yang mengancam kehidupan. Pandemi global telah
membungkam dunia dan umat manusia kepada ketidakberdayaan.
Umat
beriman yang terkasih dalam Kristus.
Sesulit apapun keadaanya dan seberat apa pun beban hidup
yang kita pikul, kita harus tetap optimis dan tidak boleh pesimis, apalagi
menyerah dan mengalah pada keadaan. Hidup kita adalah hidup karena percaya,
bukan karena melihat (2 Kor 5:7). Memasuki tahun baru ini, satu hal yang pasti
bahwa janji Tuhan bagi umat-Nya tetap berlaku. Ia akan tetap menyertai kita
dalam hidup, apapun situasi yang kita alami. Menjadi satu permmenungan kita
bersama untuk kembali menata masa depan melewati setiap jejak dan tapak
kehidupan yang penuh dengan kegetiran dan luka. St. Paulus mengingatkan kita
untuk sungguh-sungguh percaya akan iman kita. Iman yang lahir karena kita
percaya dan bukan karena melihat sekian banyak peristiwa yang melemahkan iman.
Umat
beriman yang terkasih dalam Kristus.
Mari! Kita membangun sikap optimis dalam diri
kita. Optimis akan harapan yang telah ditanam atas dasar yang kuat. Optimis
akan kasih penyertaan Tuhan dalam setiap jengkal kehidupan kita, sukan maupun
duka. Optimis akan cita-cita dan impian yang harus diraih. Sikap optimis bukanlah seperti garis lurus ataupun garis
menanjak ke atas. Pergerakannya akan seperti gerakan gelombang naik dan turun.
Di saat sedang memupuk rasa optimis, sebuah peristiwa atau pendapat negatif
dari orang lain, seringkali dapat melunturkan sikap optimis yang ada.
Meski sikap optimis ini dapat dimiliki oleh siapa saja, namun
masalahnya, setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda dalam
mempertahankan sikap optimis. Bertahan untuk tidak goyah, menggenggam dan
memeluk erat sikap optimis itu, yakin dengan kemampuan untuk memecahkan masalah
yang sedang dihadapi. Sesungguhnya, sikap optimis itu tidak terlalu sulit untuk
dipelajari, asalkan ada kemauan dan konsistensi, ditambah dengan usaha yang pantang
menyerah.
Ada beberapa hal yang perlu dimiliki dalam
membangun sikap optimis. Pertama, berpikir positif. Orang yang optimis selalu berupaya
melihat setiap masalah dari sisi positif, walaupun orang-orang di sekitarnya
berpikir negatif. Apa yang kita rasakan sangat bergantung dari bagaimana
cara kita berpikir. Kita selalu dapat memilih apa yang kita pikirkan. Semua
kejadian buruk, pasti ada nilai positif bagi kehidupan kita.
Kedua, mengambil hikmah atau nilai dari setiap persoalan. Selalu ada nilai dari setiap kejadian yang
kita alami, termasuk dari kejadian buruk yang tak menyenangkan. Jika kita mampu
belajar darinya, maka sebenarnya sesuatu yang kita alami bukanlah sebuah
kejadian buruk. Toh, ada yang dapat diambil manfaatnya. Bukankah manusia bertobat
setelah berbuat suatu kesalahan? Kita sering mengabaikan sesuatu yang
penting dalam hidup ini. Misalnya, setelah sakit, barulah kita belajar tentang
pentingnya memelihara kesehatan atau setelah berpisah, barulah kita belajar tentang pentingnya
meredam sikap egois dan memperbanyak kasih sayang.
Ketiga, memupuk harapan. Orang yang optimis selalu
memiliki harapan yang baik dari setiap kejadian dalam hidupnya. Mereka akan
memanfaatkan setiap peluang yang mungkin muncul dari kejadian tersebut. Mereka
yakin bahwa selama ada kehidupan maka pasti ada harapan. Jika kita tidak
lagi mampu berharap kepada diri sendiri, tidak ada salahnya meminta bantuan
kepada kerabat dan sahabat terdekat. Tentunya dengan cara elegan dan tidak
sampai merendah diri. Jika tidak ada yang dapat diharapkan lagi, maka
berharaplah kepada Tuhan dengan penuh ketulusan. Tidak ada yang tidak mungkin
bagi Tuhan untuk berbuat apa saja bagi kehidupan kita. Semakin kuat harapan
kita maka hidup kita pasti akan semakin baik.
Umat beriman yang terkasih dalam Kristus.
Hidup ini memang tidak mudah, namun dengan memupuk rasa optimis maka
hidup kita pasti akan dimudahkan. Hidup ini terasa begitu menyedihkan dan penuh
penderitaan bagi mereka yang selalu berkubang dalam sikap pesimis. Sikap optimis, mungkin tidak
akan menyelesaikan masalah yang ada, tidak serta merta membuat kita terlepas
dari berbagai lilitan masalah, namun sikap optimis ini pasti akan sangat
membantu dan memudahkan kita dalam menghadapi masalah yang ada.
Oleh karena itu, pada awal peziarahan kita di tahun yang
baru ini, saya mengajak kita untuk bersikap optimis. Mengapa harus bersikap
optimis? Karena kita mempunyai Tuhan yang tak perlu diragukan kekuatan dan
kuasaNya. Kita tidak boleh takut menghadapi apa pun. Jika Tuhan ada di pihak
kita, siapakah yang akan melawan kita? (Roma 8:31b). Jika Tuhan bekerja
tidak ada perkara yang mustahi bagiNya. Sekalipun berada di tengah-tengah
penderitaan dan persoalan hidup yang dahsyat, kalua kita senantiasa optimis dan
berjalan bersama Tuhan serta mengandalkanNya, maka kita akan melihat pemulihan
dinyatakan atas hidup kita. “Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, keadaan kita
seperti orang-orang yang bermimpi.” (Mzm 126:1). Tuhan melakukan
perkara-perkara yang besar karena Dia adalah Tuhan yang Mahabesar dan ajaib
segala perbuatanNya.
Umat beriman yang terkasih dalam Kristus.
Optimislah
dalam menjalani hidup di tahun yang baru ini, sebab kita mempunyai Tuhan yang
menjamin masa depan kita yang pasti. Jangan sekali-kali menggantungkan harapan
kepada dunia ini, itu sia-sia belaka. Berharaplah hanya kepada Tuhan dan tetap
nantikanlah Dia, sebab orang yang berharap kepadaNya takkan mendapat malu.
Jangan pernah takut dan pesimis dalam menjalani tahun yang baru, sebab kita
mempunyai Tuhan yang tidak pernah gagal akan segala rencanaNya. Di dalam Tuhan
kita memiliki hidup yang optimis, karena Dia adalah Tuhan yang Mahabesar dan
sungguh-sungguh mencintai dan mengasihi kita. Dalam tahun yang baru ini, kita
semua pasti rindu untuk melihat janji-janji Tuhan digenapi, jawaban-jawaban doa
dipenuhi, masalah-masalah dapat terselesaikan dan segala keinginan kita
dikabulkan Tuhan. Selamat memasuki tahun 2021. Jalanilah hidup di tahun yang
baru ini dengan penuh optimis.
Salam damai tahun baru 2021.God bless us.
BalasHapusTerima kasih. slmt memulai perziarahan di tahun yg baru.
BalasHapus