Langsung ke konten utama

Puisi-puisi Randy Laja



Fr. Randy Laja, berasal dari Paroki Katedral Ruteng

                                        



/01/ 

Kepala Keluarga

Perempuan itu

Baru-baru ini berumur dua puluh empat tahun

Mengenang genggaman terakhir bapaknya

Yang pergi di antara kokoh tiang cinta ibunya

Dan tegak harapan mereka

 

Sejak menelan pedih mengunyah duka

Telah menjadi kepala keluarga

 

Seorang pegawai koperasi

Dengan gaji yang mengelus dada

Seorang pekerja yang gelisah

Menanti sebulan enam ratus ribu dari kartu prakerja

Setiap hari memberi pungung dibakar garang matahari

Agar kompor sekolah adik-adiknya tetap menyala

 

Tuhan,

Apakah menipu untuk sesuatu yang baik

Adalah sebuah dosa?

 

Perempuan itu

Baru-baru ini berumur dua puluh empat tahun

Mengenang genggaman terakhir bapaknya

Dalam sebuah cerita whatssup dini hari pukul sekian.

 

“Terima kasih, menjadi seorang diri ketika menyaksikan

kau pergi menghadap Tuhan.”

 

Adik tiba-tiba menangis

Menahan getir setelah membaca cerita whatssup kakaknya.



(2022).

 

/02/ 

Cara Lain Mengartikan

Mengartikan benci sebagai tiadanya cinta

tidaklah sama dengan menyatakan bahwa benci tidak ada

 

Mengartikan dingin sebagai tiadanya peluk

tidaklah sama dengan menyatakan bahwa dingin tidak ada

 

Mengartikan kau sebagai tiadanya aku di dalam hatimu

tidaklah sama dengan menyatakan bahwa kau tidak lengkap

 

Benci, peluk, dan kau tetap ada

tetapi adanya bukan sebagai tiadanya sesuatu

melainkan hilangnya sesuatu.

 

Sebagaimana gelap ada karena hilangnya terang

benci ada karena hilangnya cinta

dingin ada karena hilangnya peluk

maka ketidaklengkapanmu ada karena hilangnya aku.

(2022). 


/03/ 

Mau Kau Jadi Ibuku?

Aku mencintaimu sambil

Mengenang ibu di dapur

Dan baskom cucian yang meluap kotor pakaian

Di tengah deras hujan kota kita.

 

Mancubit pipimu menemukan aku pada pipi ibu

Yang tidak pernah jadi tempat singgah air mata

Ketika aku besar, berlayar ke sekolah, membawa getir rindu

Dan pegal kehilangan dipunggung.

 

Sedang mengenang tanganmu dan memandang senyummu

Mengembalikan aku kepada dua puluh tahun lalu,

Di mana ibu melatih aku Langkah

Dan tersenyum ketika aku jatuh.

 

Mau kau jadi ibuku?

(2020).


 /04/

Kapan Kita Bangun?

apakah yang kita lakukan setiap bangun tidur?

Mematikan alarm dengan ketukan tangan pada layar telepon,

lalu berbaring sebentar dengan mata yang berat terbuka,

kemudian memikirkan apa saja yang mesti dilakukan sebelum berangkat kuliah.

Namun ada yang tidak pernah dilupakan:

Tentang kita yang tak pernah benar-benar tidur di dalam layar telepon.

 

Apakah yang kita lakukan? Di dalamnya kita tidak pernah tidur, namun dengan

Mimpi yang panjang kita tak pernah terbangun. Setiap pagi terbangun, mimpi

jadi bertambah, penuh notifikasi, mata makin menganga.

 

Apakah yang kita lakukan setiap bangun tidur?

Kita yang tak pernah tidur itu tak sedekitpun bertanya kapan kita

Betul-betul bangun. Selamat pagi.

(Ledalero, 23/11/22)

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misa Syukur Hut Ke-51 KORPRI Tingkat Kecamatan Nita-Kabupaten Sikka-Provinsi Nusa Tenggara Timur

  Pater Stef Dampur, SVD. Oleh: Pater Ephang Yogalupi *) Hari ini, Senin, 28 November 2022. Hujan tak terbendung lagi. Ada rasa cemas singgah di hati: "Akankah hujan terus hingga malam? Bagaimana dengan misa syukur hari ulang tahun (HUT) ke-51 Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) tingkat Kecamatan Nita yang sudah sejak minggu lalu disepakati? Saya pasrah kepada Tuhan sembari meneguhkan hati camat Nita, Bapak Avelinus Yuvensius dan staf yang juga was-was. ** Dalam agenda yang disepakati, misa dimulai pukul 16.15 WITA tapi cuaca tidak mendukung. Kami sengaja menunda misa hingga hujan reda. Puji tuhan, pada pukul 16. 45 WITA hujan berhenti meskipun langit tetap tidak secerah hari sebelumnya. Ketika cuaca membaik maka bertempat di kapela susteran   fransiskan nita-maumere, kami mulai merayakan misa syukur (pkl. 16.50 wita). Sang komentator pun mulai membacakan komentar pembuka. Koor sudah siap. Lalu lagu pembukaan pun dilantunkan. Terdengar suara koor yang merdu. Di sana

Hidup Selibat dalam Gereja Katolik: Berkah dan Tantangannya | Opini Senus Nega

Senus Nega | Mahasiswa Semester VIII STFK Ledalero I.           Pendahuluan   Dalam perjalanan sejarah hingga saat ini, di dalam Gereja Katolik terdapat satu panggilan hidup yang unik dan berharga yakni pilihan hidup selibat. Panggilan itu bersifat pribadi. Berkenaan dengan itu, Karol Wojtyla menyatakan ‘bahwa ada suatu jalan khusus bagi perkembangan setiap pribadi kalau diikuti, suatu jalan khusus baginya untuk memberikan seluruh hidupnya bagi pelayanan atau pengabdian terhadap sejumlah nilai tertentu. [1] Pemberian diri merupakan substansi setiap pilihan hidup, entah menikah atau selibat. Secara sederhana, hidup selibat berarti berani memilih untuk tidak menikah dengan tujuan untuk memfokuskan pelayanan dan pemberian diri secara total kepada Tuhan. Pilihan hidup selibat bukan berarti meninggalkan seksualitas atau alergi bila berbicara mengenai seksualitas. Dalam hubungan dengan hidup selibat, seksualitas manusia tetap merupakan anugerah Tuhan yang amat luhur dan berharga. Etika Kris

NARASI KECIL JUMAT PERTAMA DESEMBER 2021

  Pater Stef Dampur, SVD. (Kegiatan Rohani Bersama Organisasi Gerejawi Sta. Anna, Paroki St. Yosef Wairpelit-KUM) Oleh: Ephang Yogalupi * I. Prolog: Sudah menjadi "tradisi" di Paroki Wairpelit Maumere bahwa misa Jumat Pertama yang didedikasikan kepada Hati Amat Kudus Tuhan Yesus senantiasa dirayakan di Gereja Pusat Paroki. Mayoritas umat yang hadir dan terlibat adalah "Mama-mama Santa Anna". II. Bersama Santa Anna Wairpelit di Napung Kabor Pernahkah Anda pergi ke Napung Kabor Maumere? Kalau Anda belum pergi, saya akan mengantar Anda ke sana lewat deskrpisi sederhana ini. Titik star kita adalah Gereja Paroki Santo Yosef Wairpelit. Kita menuju arah timur. Kita menyusuri Ribang, Woloara, Hoba dan Nangalimang. Setiba di Nangalimang, kita mesti jeli. Di tikungan halus itu biasa terjadi kecelakaan maut yang merenggut nyawa anak manusia. Anda mesti me-rem laju kendaraan Anda, entah mobil maupun sepeda motor. Saat menuju Napung Kabor, Anda mengambil rute bel