Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2020

Renungan Awal Tahun | Fr. Febry Suryanto, SVD

OPTIMIS: HARAPAN AWAL TAHUN Umat beriman yang terkasih dalam Kristus. Tahun 2020 telah kita lalui   dengan menyisakan sejuta kenangan manis pun getir. Ada banyak hal yang telah kita lalui, entah itu hal yang baik maupun hal yang buruk sekalipun. Banyak persoalan, cita-cita, harapan dan tujuan yang belum tercapai atau belum sesuai harapan dan keinginan. Demikian pun dengan doa-doa kita, sebagiannya mungkin telah dijawab Tuhan dan sebagian lagi belum ada jawabannya. Itulah dinamika kehidupan kita umat manusia yang mesti diterima dan dijalankan. Kini kita melaju kepada tahun berikut, 2021. Ada banyak pertanyaan yang menabrak akal menyibukan pikiran. Ada banyak PR yang tersisa. Ada banyak impian dan cita-cita yang masih di tengah jalan kepada akhir yang manis. Apakah semua itu akan menjadi catatan hidup yang dimuseumkan dalam pengalaman? Ataukah menjadi catatan kaki untuk menjadi referensi melanjutkan harapan, meneruskan impian?   Tahun 2020 yang baru saja kita lewati merupakan tahun

Renungan Akhir Tahun | Fr. Bertin Japa, SVD

  KITA PATUT BERBAHAGIA Umat Allah yang terkasih dalam Kristus   Hidup kita bagaikan biduk dan juga hidup ibaratkan sebuah buku atau diary . Pada setiap lembaran diary itu ada catatan kisah yang dibubuhi tinta putih dan tinta hitam. Tinta hitam diartikan sebagai pengalaman-pengalaman salib dan tinta putih diartikan sebagai pengalaman tabor dalam hidup kita. Setiap hari bahkan setiap detik lembaran-lembaran ini menjadi saksi bisu yang mengabadikan setiap moment pengalaman hidup kita. Kita telah membuka lembaran diary hidup kita pada tahun 2020 dengan coretan kisah yang masih terekam dalam memori kita, halaman demi halaman telah kita rangkaikan menjadi kisah yang utuh dan sebentar lagi kita akan menutup diary itu dengan satu kata ”SYUKUR”. Semuanya akan menjadi kenangan yang patut dikisahkan dan dikenang dalam perjalanan hidup kita yang baru di tahun 2021. Menjalankan hidup di dunia ibarat kita menempuh sebuah perjalanan panjang.   Di tengah jauhnya perjalanan yang kita tempuh,

Renungan Malam Natal | Fr. Tomi Duang, SVD

Bacaan I            : Yes. 9:1-6 Antarbacaan      : Mzm. 96:1-2a, 2b-3, 11-12, 13 Bacaan II          : Tit. 2:11-14 Injil                    : Luk. 2:1-14   Natal sudah tiba dan kita menyambutnya dalam suatu suasana yang sama sekali lain. Tatanan hidup lama telah ditinggalkan dan kita sedang bergerak menuju suatu tatanan baru yang sering disebut kenormalan baru. Kenormalan baru itu merupakan hasil perbenturan antara kenormalan lama dan suatu jenis ketidaknormalan hidup yang disebabkan oleh virus korona. Virus yang telah membunuh sekian banyak orang ini memaksa kita untuk hidup dalam suatu tatanan hidup baru, baik pada tingkat lokal maupun pada level global. Bagaimana Natal dimaknai dalam konteks tatanan hidup baru ini dan sejauh mana Natal menyumbangkan nilai-nilai positif bagi kehidupan manusia pada situasi dan waktu-waktu ini? Inti peristiwa Natal adalah Allah menjadi manusia. Allah menanggalkan jubah kebesaran-Nya dan masuk ke dalam kerapuhan sejarah manusia. Tindaka

Surat Cinta Teruntuk Mama | Puisi Fergi Darut

  Fr. Fergi Darut SVD | Mahasiswa STFK Ledalero Semester III .... Selamat pagi, kekasihku. Kabarmu, bagaimana? Semoga cintamu yang pandai menjelma, pagi, siang dan malam itu, baik-baik saja. Seperti tahun-tahun lalu, Desember selalu menjadi pulang yang paling dinantikan. Sekalipun, sebentar dan dalam rupa puisi. Namun, tidak kurang caraku memelukmu erat. Desember ini kali, aku hendak menceritakan perihal merayakan HARI IBU tanpa kehadiranmu di sini. Rasa-rasanya, segala yang kuperjuangkan tentang Desember, sia-sia belaka. Sebab, tak ada yang mampu menjadi alasan, keegoisan apa yang membuatku merasa tersakiti, selain karena mencintai dan merindukanmu dengan sangat. Kuingat desember-desember yang lalu, menciummu dengan sangat, diperayaan hari IBU. Sambil membisikan dengan sederhana, selamat hari   IBU, sayang. Semoga kehidupanmu selalu membahagiakan. Selalu ada amin di setiap semoga. Amin-kataku. Saat itu, aku bersih keras untuk selalu menjadikan setiap desember sebagai h

Cerpen Ryan Tap | Selamat Natal Ibu

Fr. Ryan Tap Svd | Mahasiswa STFK Ledalero  Semester III             Cukup benar bahwa kerinduan selalu menghadirkan air mata. Rasa-rasanya air mata adalah obat yang paling ampuh untuk menawarkan rindu. Hampir tiap kali aku merindukan seorang ibu, air mata itu selalu tumpah berjatuhan, berderai dari sudut ke sudut. Merindukan ibu adalah doaku kepada Tuhan yang belum sempat terkabulkan. Mungkin juga Ia tak akan mengabulkannya. Sebab aku memintanya terlalu membabi-buta. Memintanya dengan kata-kata yang kasar. Hanya itu yang aku sanggup dikala merindukannya terlalu dalam. Air mata selalu saja hadir bila pikiranku sudah menumpuk dan berceceran kata ibu. Entah, mengapa air mataku cukup candu dengan rasa rindu. Jika air mata tak jatuh, hampir pasti aku belum merasakan kelegaan. Sejak aku bayi sampai sekarang aku sudah hidup di panti asuhan ini. Kira-kira 23 tahun, dari awal aku belajar mengucak mata sampai aku mahir mengusapnya dengan sapu tangan, aku hidup di sini. Aku hidup dan diasuh

Puisi-Puisi | Bertin Japa*

*Fr. Bertin Japa SVD/Mahasiswa  STFK Ledalero Semester VII. JEDA Suling bambu resah Kala puing-puing angin melata Pada hempasan waktu tanpa kompas Berhenti sesaat Lama menyangkal Hingga titik pijak, jeda Agar aku paham juga sadar Tentang suara hati Dan mata kaki yang melangkah 12, 3,19   JUMPA Bukan parasmu Benar menikam lara Keanggunanmu menerma harap Tak kupaham Setinggi itu di atas rasa Dan jumpa di balik mimbar Tak tertanggal 8, 3, 20   TABOR M enyebut namamu adalah suatu kebahagiaan Berada bersamamu adalah suatu ibadah Tentangmu aku mulai bertanya Di mana dan ada apa di sana   Tabor Tempat menabur pertanyaan Juga menuai jawaban Di sana ada Dia Pengada jawab dan tanya   Layakah aku membentang cita-citaku Pada puncak tabor Pantaskah aku memeluk mimpi Bersama pesona tabor   Bapa…basulah aku Biarkan aku menenun mimpi M erawat tobat menuju tabor 8, 3, 20   DILEMA Kutahu itu sebilah pedang Kupaha